Matahari (Kode Saham: LPPF) melaporkan penjualan Rp 3,7 Triliun, dimana menunjukkan peningkatan sebesar 35,9% dibandingkan tahun 2023, dengan Pertumbuhan Penjualan Gerai yang Sama (SSSG) sebesar 34,3%, yang didorong oleh musim Lebaran lebih awal dibandingkan tahun lalu. Kinerja dua bulan pertama menghasilkan SSSG 0,7%, sementara di periode Lebaran mencapai SSSG -2,4%.
Meskipun terjadi penurunan Margin Kotor di kuartal 1 2024 menjadi 34,9% dari 35,4% tahun lalu karena aktivitas penghabisan stok di Januari dan Februari, Margin Kotor selama Lebaran tahun ini meningkat 0,2% dari periode yang sama tahun lalu. EBITDA Perseroan pada kuartal 1 2024 mencapai Rp 519 Miliar, sementara Laba Bersih sebesar Rp 326 Miliar, hampir separuh dari angka total tahun lalu. Strategi pembelian yang efektif dan jadwal terkait musim Lebaran memungkinkan Perseroan untuk menutup kuartal ini dengan stok yang 27% lebih rendah dibanding kuartal 1 di tahun sebelumnya, sehingga menempatkan bisnis di dalam posisi yang lebih baik dari sudut pandang penyelesaian stok.
Perkembangan dari inisiatif diantaranya pembukaan gerai dengan konsep baru di AEON Deltamas yang mendapat tanggapan positif dari konsumen. Pendekatan yang lebih selektif terkait pembukaan gerai baru telah mengubah target pembukaan gerai menjadi 3 sampai 4 gerai baru di 2024. Progres pembaruan gerai juga berjalan sesuai rencana, dengan rencana penutupan 8 dari 10 gerai pada 2024 sudah difinalisasi dengan para pemilik gedung. Di sisi lain, kanal digital terus dikembangkan dengan terus meningkatkan pengalaman pelanggan dan teknologi melalui penawaran lebih banyak pilihan produk, strategi pemasaran dan rewards yang dipersonalisasi, serta meningkatkan fitur UI/UX.
Portofolio merchandise Matahari terus berkembang, dengan dilakukannya rebranding merek eksklusif baru-baru ini dan ekspansi gerai SUKO. Selain itu, lebih dari 30 merek pihak ketiga baru telah diperkenalkan tahun ini untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di segmen berpendapatan lebih tinggi. Pada saat yang sama, Perseroan menarik perhatian konsumen muda melalui inisiatif media sosial, membangun komunitas, dan upaya pemasaran yang dipersonalisasi.
“Kinerja kami selama musim Lebaran ini telah terkena dampak oleh faktor-faktor makroekonomi seperti penurunan pengeluaran di segmen menengah ke bawah. Kami terus secara aktif mengidentifikasi area-area di mana kami dapat meningkatkan operasional bisnis kami, mengembangkan penawaran produk kami, dan menyempurnakan pendekatan strategis kami. Meskipun terdapat hambatan, kami terus berkomitmen untuk memajukan inisiatif strategis kami agar bisnis kami lebih siap bagi peluang di masa depan,” ungkap Monish Mansukhani, CEO Matahari.
Bagaimana mana menurut kamu perkembangan LPPF ke depan?
(Rutinitas Media)